Hari ini kita bisa belajar tentang perjuangan dari pasangan tunadaksa
 Faisal Rusdi dan Cucu Saidah. Mereka, dengan keterbatasan fisik 
masing-masing, bersatu untuk saling mendukung dan melengkapi. Sejak 
lahir Faisal mengalami kerusakan saraf otak kecil yang membuatnya tumbuh
 dengan gangguan pada kedua tangan dan kaki, sementara Cucu lahir dengan
 dua kaki yang berbeda ukuran. Keduanya menggunakan kursi roda untuk 
beraktivitas, namun ruang gerak mereka sama sekali tak terbatas. Faisal 
dengan tekun mengembangkan bakat melukisnya dan Cucu rajin mengikuti 
pelatihan di luar negeri, bahkan sempat bekerja di Amerika selama 
setahun.
Kini, ratusan lukisan Faisal sudah dipamerkan di sejumlah negara 
sementara Cucu bekerja di lembaga Australia Indonesia Partnership For 
Justice untuk memperjuangkan hak para penyandang disabilitas. 
“Perjalanan ini tidak singkat. Saya justru terlambat untuk sadar dan 
bergerak. Semua bermula dari kesadaran bahwa saya harus melakukan 
sesuatu yang dapat mengubah stigma tentang para penyandang disabilitas 
sepeti saya. Kita tahu Allah menciptakan manusia berbeda-beda, dari segi
 fisik atau lainnya. Keterbatasan penyandang disabilitas juga 
berbeda-beda, tapi dengan Filosofi Independent Living para penyandang 
disabilitas tidak menjadikan keterbatasannya sebagai hambatan,” jelas 
Cucu.
Pasangan lainnya, Permas Alamsyah dan Rina Prasarani tak kalah 
inspiratif. Pasangan tunanetra ini berhasil hidup mandiri dan sukses 
dalam keterbatasan mereka. Alam berbakat di bidang musik, dan 
kemahirannya menabuh drum membuatnya berkesempatan mengiringi beberapa 
penyanyi papan atas, mulai dari Krisdayanti hingga Agnes Monica, juga 
para pejabat, termasuk Presiden SBY. Bakatnya jugalah yang menerbangkan 
Alam ke berbagai tempat, hingga ke Vatikan.
 Rina, sang istri, pun
 berprestasi. Dia pernah mendapatkan penghargaan Red Glove Line Agent of
 Gran MeliĆ” Jakarta with Special Commendation 2012 For Outstanding 
Inspirational & Internationally Recognised Leadership By Example, 
hotel tempatnya bekerja sejak tahun 2004. Kini, perempuan yang mengalami
 kebutaan akibat penyakit Retinitis Pigmentosis ini menjabat sebagai 
Sekjen World Blind Union hingga 3 tahun mendatang dan aktif di berbagai 
organisasi dalam maupun luar negeri. “Pada saat menyadari akan 
kehilangan penglihatan, saya lebih mengandalkan intuisi pendengaran, 
lalu hapalan di mana dan kira-kira beberapa meter harus belok ke mana, 
itu kalau tempatnya familiar. Kalau ke tempat baru biasanya agak sulit, 
tapi saya kan hanya kehilangan mata, tidak kehilangan mulut untuk 
bertanya di mana dan ada apa,” ungkap Rina, menunjukkan kegigihannya 
mengalahkan keterbatasan dengan logika dan intuisinya yang peka.
Keterbatasan tak membuat mereka berpangku tangan menunggu uluran 
tangan orang lain yang merasa iba. Mereka malah bangkit dan menjadikan 
hidup mereka berarti tanpa merasa malu dengan kekurangan yang mereka 
miliki. Tak hanya soal keterbatasan fisik, tapi segala kekurangan yang 
kita rasakan ada dalam pribadi masing-masing, patut diperhatikan. 
Seringkali kita memojokkan diri sendiri yang penuh kekurangan, lalu 
memilih mundur daripada berjuang karena tak percaya diri. Padahal, dari 
setiap kekurangan ada celah, ada jalan untuk memaksimalkan potensi lain 
yang lebih menonjol.
Psikolog Elly Risman, yang juga merupakan salah satu pendiri Yayasan 
Kita & Buah Hati, pernah mengungkapkan,“Menerima kelebihan dan 
kekurangan diri mewujudkan kepercayaan diri.” Cucu pun menambahkan, 
“Intinya jangan menganggap perjuangan sebagai beban. Take it easy.” 
Pertama menyadari, kemudian menerima segala kekurangan (dan juga 
kelebihan) itu, dan menikmatinya sebagai bagian dari diri kita. 
Because nobody’s perfect, siapa pun berhak berusaha menjadi yang 
terbaik. Dan ketika berhasil menjadi yang terbaik, orang tak akan lagi 
memandang apa yang kurang dari kita, tetapi hal luar biasa apa yang bisa
 dihasilkan dari kekurangan itu. Kami jadi ingat dengan quote menarik 
dalam buku strange Angels karya Lilith Saintcrow, better to be strong 
than pretty and useless. Ketidaksempurnaan seharusnya membuat kita makin
 kuat dan bekerja lebih keras untuk mencapai yang terbaik dalam hidup, 
menyempurnakan yang tak sempurna, daripada sibuk meratapi kekurangan 
atau bermegah diri dengan segala kelebihan yang dimiliki tapi lupa 
tujuan semula untuk mengembangkan diri.
Sumber :
http://id.she.yahoo.com/serba-terbatas-bukan-berarti-tak-mampu-sukses-095703870.html 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar